Penyanyi solo kenamaan Indonesia, Rossa, membuat sebuah pengakuan yang cukup mengejutkan publik.
Diva yang telah berkarier lebih dari dua dekade ini mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah memiliki obsesi atau cita-cita yang tinggi dalam hidup.
Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi bintang tamu di program Q&A Metro TV episode “Nada Rasa Rossa”, Minggu, 16 November 2025.
Di hadapan para panelis seperti Sujiwo Tejo, Alvin Adam, dan Gian Luigi, perempuan asal Sumedang itu mengaku takut untuk berharap terlalu tinggi.
“Aku takut kayaknya. Aku takut kecewa sih,” ujar Rossa.
Bagi Rossa, kunci untuk tetap bertahan di industri musik adalah dengan menganggap pekerjaannya sebagai sebuah “taman bermain”.
Dengan pola pikir tersebut, ia selalu merasa senang dan tidak terbebani dalam menjalani kariernya.
“Mungkin aku memandang bidang pekerjaan aku itu seperti playground. Jadi aku selalu happy mainnya gitu,” ungkapnya.
Rossa menjelaskan bahwa pola pikir ini membuatnya tidak pernah merasa tertekan untuk mencapai target-target ambisius, seperti menembus ratusan juta streams.
Menurutnya, memaksakan ambisi justru dapat membuat sebuah karya menjadi tidak tulus.
“Dibanding itu, yang menurut aku itu kayak kadang-kadang membuat karyanya jadi tidak tulus ya, tidak dari hati. Sementara buat aku tuh karya itu harus dari hati,” jelas pelantun lagu Nada-Nada Cinta itu.
Sikap Rossa yang cenderung menghindari kekecewaan dengan tidak memasang target tinggi ini mendapat tanggapan menarik dari budayawan Sujiwo Tejo.
Menurutnya, kegagalan adalah cara Tuhan untuk memberikan hasil yang berbeda dari keinginan manusia, namun sesuai dengan kehendak-Nya.
“Gagal adalah cara kita menamai hasil yang tidak sesuai kehendak kita, tapi sesuai kehendak Tuhan,” kata Sujiwo Tejo.
Menanggapi hal itu, Rossa setuju dan merasa bahwa setiap kegagalan dalam hidupnya justru telah membentuknya menjadi karya-karya yang indah.
Meski tidak memiliki obsesi, bukan berarti Rossa berhenti berkarya dan berinovasi.
Terbaru, ia merilis mini album bertajuk Asmara & Dansa yang berkolaborasi dengan DJ kenamaan Dipha Barus.
Tak hanya itu, ia juga menggandeng rapper asal Malaysia, MK K-Clique, untuk me-remake lagu legendaris Sheila Majid yang berjudul Sinaran.
MK K-Clique mengaku sangat terhormat bisa berkolaborasi dengan seorang legenda seperti Rossa.
“Nama Rossa itu saya dengar dan saya kenali dari sejak kecil lagi,” tutur MK.
Baginya, proyek ini menjadi jembatan penting yang menghubungkan industri musik Malaysia dan Indonesia.
“Salah satu tujuan jembatan buat Indonesia dengan Malaysia. Seronok kolaborasinya, jadi penerimaan lagu itu bisa daripada dua tempat, Malaysia, Indonesia,” pungkasnya.
